Pembelajaran Tematik Kontekstual
Kebijakan Pendidikan di Indonesia selama ini masih sangat bersifat sentralistik dan uniform (seragam). Sebagian besar kebijakan pendidikan (Kurikulum, Sistem Pembelajaran, hingga standar pengelolaan pendidikan ) ditetapkan secara terpusat (top down) dan diberlakukan sama di semua wilayah termasuk di Papua.
Keragaman wilayah dan kehidupan sosial budaya di Indonesia yang sangat kaya, serta keragaman karateristik sekolah, menyebabkan tidak semua sekolah dapat mengimplementasikan kebijakan nasional pendidikan dengan baik. Sekalipun saat ini Pemerintah Pusat telah memberikan ruang yang cukup bagi proses kontekstualisasi kebijakan tersebut, namun pihak sekolah di banyak daerah masih membutuhkan waktu yang panjang untuk memanfaatkannya. Sikap ketergantungan, keengganan untuk berubah, serta terbatasnya kemampuan dan kreativitas guru untuk memanfaatkan peluang tersebut, juga merupakan faktor yang membatasi. Masih banyak guru yang membutuhkan motivasi dan dorongan, contoh praktek baik, dan sejumlah upaya edukasi lainnya.
Untuk itulah program ini diharapkan dapat mendorong, memfasilitasi sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang kontekstual, karena ini merupakan salah satu faktor yang penting. Tujuannya adalah agar kurikulum dan proses pembelajaran kontekstual itu dapat memudahkan dan mengoptimalkan siswa memahami apa yang dipelajari. Siswa diberi pengalaman belajar yang relevan dan sesuai konteks lingkungan kehidupan anak-anak di Kabupaten Teluk Bintuni.
Alam dan lingkungan Kampung Tanah Merah dan Bintuni memiliki sumber-sumber belajar yang sangat kaya. Siswa, keluarga dan masyarakat Tanah Merah Baru merupakan bagian dari berbagai masalah dan persoalan yang terjadi di Tanah Merah Baru dan Bintuni. Ini semua dapat dikemas menjadi bahan belajar yang relevan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap (kompetensi) anak-anak di daerah ini.
Melalui program ini, guru dilatih dan didorong untuk mengembangkan kurikulum, serta mendesain proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan Tanah Merah Baru. Guru diajak untuk tidak sepenuhnya bergantung pada buku-buku paket yang didistribusikan dari Pusat. Selain mengintegrasikan konten lokal (kesaharian) kedalam mata pelajaran yang ada, pengembangan materi pembelajaran kontekstual ini juga dapat dilakukan melalui proyek-proyek yang menggunakan pendekatan tematik interdisipliner. Setiap proyek belajar mengakomodasi berbagai KI/KD dari sejumlah mata pelajaran yang relevan dan dalam satu “payung” tematik tertentu.
Dalam proses pembelajaran proyek tematik, dimana siswa diajak untuk mencoba memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat di wilayahnya, tanpa sadar siswa mengembangkan berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar dalam belajar seperti berpikir logis, prosedural, dan analitik, kemampuan untuk berkomunikasi, melakukan kerjasama dengan teman. Siswa juga belajar memahami konsep-konsep secara lebih mendalam dan bermakna. Banyak hal baru yang dipelajari terkait dengan akumulasi pengalaman yang selama ini sudah diketahui siswa.
Beberapa praktek baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran kontekstual ini antara lain:
Proyek Profil Penduduk Tanah Merah Baru
Tujuan: Melalui pengalaman belajar ini, siswa kelas VII-IX belajar tentang: (IPS) perubahan lingkungan sosial, pengaruh interaksi sosial, dan menganalisa kronologis perubahan sosial; (Bahasa Indonesia) mengidentifikasi informasi dalam teks tentang satu objek budaya atau peristiwa sosial di sekitar siswa; (PPKN) mengidentifikasi keragaman norma, suku, agama, dan ras (membangung rasa hormat dan pengharagaan atau keberbedaan dalam bingkai bineka tunggal ika), (Matematika) Konsep Pengukuran, serta Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran); (Informatika) menggunakan aplikasi pemroresan data teks, numerik dan grafis; dan bidang ilmu terkait lainnya.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh siswa melalui kegiatan survey rumah tangga di Kampung Tanah Merah Baru (dilakukan secara kelompok, dan didampingi oleh guru-guru terkait).
Laporan survey dipaparkan dalam bentuk paparan grafis, serta dipresentasikan dalam kelompok, dan pada saat pembukaan RDB Tanah Merah Baru yang dihadiri oleh Wakil Bupati, sejumlah Pimpinan OPD, dan undangan.
Persiapan Pengambilan Data
Proses Pengambilan Data
Proses Pengambilan Data
Proyek Pembuatan Tape
Tujuan: melalui kegiatan ini peserta belajar menerapkan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural yang terkait dengan: (IPA) Konsep Pengukuran, konsep campuran, zat dan contoh perubahannya dalam kehidupan sehari-hari; (Matematika) Konsep Pengukuran, serta Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya; serta (Informatika) menggunakan aplikasi pemroresan data teks, numerik dan grafis; dan bidang ilmu terkait lainnya.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh sisiwa, khususnya kelompok minat STEM.
Tahapan pelaksanaan proyek:
- Mendapat penjelasan dari Guru tentang keseluruhan tugas yang harus dilaksanakan Siswa.
- Melakukan persiapan bahan baku.
- Melaksanakan uji coba pembuatan Tape.
- Mencatat semua proses.
- Membahas hasil dari keseluruhan proses.
Hasil akhir dari proyek ini dipaparkan dalam bentuk laporan, paparan grafis, dan juga didiskusikan dalam kelompok siswa yang terlibat.
Proyek Pembuatan Video Cuci Tangan dan Pembuatan Masker
Merespon Pandemi Covid 19 yang terjadi pada 1 tahun terakhir, Guru mengembangkan proyek serial, yaitu pembuatan video tentang Cara Mencuci Tangan yang benar dan Pembuatan Masker.
Kedua kegiatan ini bertujuan untuk: mengajak siswa memahami permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat, melakukan advokasi cara menjaga kesehatan diri anak dan orang tua sara bersama-sama.
Proyek ini melibatkan seluruh siswa dan juga orang tua mereka. Melalui pengalaman bersama ini siswa diharapkan dapat belajar secara kolaboratif dengan orang tua di rumah dan juga mengembangkan ketrampilan siswa yang terkait dengan materi IPA, Prakarya, Seni Budaya, dan Informatika.
Untuk kedua proyek ini, tahapan kegiatan yang dilakukan siswa bersama orang tua adalah sebagai berikut:
- Mendapat penjelasan dari guru tentang keseluruhan tugas yang harus dilaksanakan siswa dan orang tua.
- Mengumpulkan dan mempelajari informasi tentang Covid 19 dan mencari tahu alasan pentingnya mencuci tangan dan memakai masker.
- Mempelajari materi cara mencuci tangan yang benar dan membuat masker melalui berbagai sumber.
- Membuat video cara mencuci tangan yang benar dan membuat masker.
- Menyerahkan produk yang dihasilkan kepada guru.
- Membahas pengalaman belajar bersama guru.
Proyek Pembuatan Film Dokumenter
Proyek ini merupakan bagian dari partisipasi siswa dalam mengikuti Lomba Pembuatan Film Dokumen: Cerita Budaya Desaku yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Tujuannya adalah melalui proyek ini anak mencari tahu potensi yang dimiliki oleh desa/kampung dimana anak tinggal, belajar tentang keragaman hayati yang ada di kampungnya. Mendorong kreativitas anak dalam memperkenalkan potensi yang ada di desa atau kampung dimana anak berada, sekaligus mengembangkan ketrampilan anak dalam menggunakan media teknologi informasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Proyek ini memanfaatkan orang tua (yang memiliki pengetahuan yang sangat luas dan mendalam tentang mengupayakan sagu) sebagai narasumber, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di alam, serta memanfaatkan teknologi TIK untuk mengumpul data, merekam, dan memvisualisasikan secara menarik.
Melalui proyek ini anak mendapat ruang untuk menjawab rasa ingin tahu mereka, mengalami seluruh proses pembuatan sagu, belajar secara langsung terkait fakta, konsep dan prinsip yang terkait (Ciri-ciri Pohon Sagu sebagai benda abiotik, klasifikasi tumbuhan, konsep pengukuran, perubahan bentuk fisik dan kimia, dll), serta berlatih langsung ketrampilan menohok sagu, membakar sagu, hingga menghidangkan sebagai makan yang bernutrisi.
Proyek Pembuatan Kripik Pisang
Gambaran Umum oleh Guru
Proyek ini merupakan tindaklanjut dari Pelatihan Pengembangan Kurikulum Kontekstual dan Teacherpreneur. Tujuannya untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual melalui proyek bersama “Pembuatan Kripik Pisang”, sekaligus sebagai upaya menumbuhkan semangat kewirausahaan dari Guru dan Siswa.
Melalui proyek ini siswa belajar tentang berbagai konsep pengukuran, konsep pecahan, konsep perpindahan kalor, konsep lingkungan, nutrisi, hidup sehat, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Siswa juga berlatih ketrampilan berkomunikasi, kerjasama, mengelola dinamika dalam kelompok, dan praktek mengorganisasikan tugas.
Proyek terdiri dari beberapa tahapan: Persiapan; Produksi; Pengepakan, Penjualan, dan Evaluasi pasca penjualan.
Aktivitas Penjualan hasil pembuatan kripik pisang
Aktivitas Penjualan hasil pembuatan kripik pisang