Search

Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis kelompok. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Setiap kelompok terdiri dari dua atau lebih siswa yang bekerja sama untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau mempelajari suatu konsep baru.

Melalui program sekolah model ini, guru dan siswa didorong untuk mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan ini, baik melalui kerjasama di antara siswa sekolah model, maupun melalui kerjasama dengan siswa dari sekolah di berbagai tempat di Papua dan luar Papua.

Kebermanfaatan

Berdasarkan pengembangan model pendekatan pembelajaran ini, dapat dicatat sejumlah manfaat seperti berikut:

  1. Mengembangkan jiwa kepemimpinan dan ketrampilan mengelola diri dan kelompok. Dalam memecahkan masalah, kelompok dituntut untuk memaksimalkan seluruh potensi yang mereka miliki. Semua anggota harus mengelola kelompok, membagi tugas, bekerjasama memecahkan masalah tugas yang diberikan secara produktif.
  2. Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan siswa. Pendekatan ini sangat efektif dalam meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan siswa karena siswa terlibat langsung, belajar dari apa yang mereka lakukan, pada saat harus menjelaskan kepada anggota yang lain, siswa juga belajar dari apa yang dia sampaikan. Ketika berupaya untuk menyampaikan informasi atau pendapat kepada anggota lain, secara tidak langsung siswa dikondisikan untuk menstrukturkan informasi atau pendapat yang ia akan sampaikan, agar dapat diterima dan dipahami oleh anggota kelompok yang lain dengan baik. Pada saat itu terjadi pula proses reflektif dari apa yang sudah disampaikan sebelumnya.
  3. Meningkatkan kohesifitas dan saling memahami antar siswa. Melalui proses belajar bersama ini secara tidak sadar akan terbangun kohesifitas diantara anggota kelompok dimana mereka akan saling menopang antara anggota yang satu dengan yang lain. Pada pembelajaran bersama dengan siswa dari sekolah di luar Papua, proses belajar bersama ini menciptakan kemampuan saling memahami (mutual understanding) diantara siswa dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda.
  4. Meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar. Pendekatan belajar ini lebih meandorong keaktifan belajar dari seluruh siswa dibandingkan dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Semua siswa mendapat peran dan belajar bertanggung-jawab terhadap peran atau tugas yang diberikan kepada mereka.
  5. Meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Pendekatan pembelajaran kolaboratif mendorong siswa untuk saling berkomunikasi. Ini merupakan pengkondisian yang sangat baik bagi siswa berlatih kemampuan berbicara, sikap dalam menyampaikan informasi dan pendapat. Siswa juga belajar kemampuan untuk mendengar pendapat siswa lain dari sudut pandang yang berbeda. Proses dalam mengelola perbedaan pendapat atau saling mendukung, merupakan pengalaman belajar yang sangat bermakna bagi siswa.

Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kolaboratif

Pendekatan pembelajaran kolaboratif ini paling tidak dilakukan dalam tiga bentuk:

  1. Penerapan di kelas ketika guru mengampu mata pelajaran. Guru didorong untuk memberikan tugas kelompok yang harus dipecahkan bersama oleh siswa secara berkolompok dan meminta mereka untuk menyampaikan hasil kerja kelompok di kelas secara bergantian. Penerapannya dapat dilakukan oleh masing-masing guru untuk setiap mata pelajaran.
  2. Melalui tugas proyek bersama atau lintas bidang studi. Guru dan Siswa berkolaborasi belajar berbagai konsep melalui penyelesaian proyek bersama. Sejumlah proyek bersama yang telah dilakukan oleh kedua sekolah model antara lain: (a) Proyek kelompok sosial: Survey rumah tangga di Kampung Tanah Merah Baru; (b) Proyek kelompok STEMS: Pembuatan Tape, Pembuatan Tempe, Pembuatan Mie Sagu, Pembuatan Kripik Pisang, dll; (c) Proyek Seni Budaya: Pembuatan Film Proses Pembuatan Sagu dan Menjaring Ikan, Pembuatan Kamus Bahasa Sumuri, dll.
  3. Melalui belajar lintas sekolah, yakni membahas isu-isu tematik secara bersama dengan melibatkan siswa dari berbagai tempat.