Belajar Dari Rumah

Belajar Dari Rumah (BDR)

Pendampingan Belajar dari Rumah (BDR) kepada siswa
Pendampingan Belajar dari Rumah (BDR) kepada siswa

Pandemi Covid 19 yang melanda seluru dunia, memaksa Pemerintah mengeluarkan kebijakan menutup sekolah untuk sementara waktu, dan mendorong sekolah untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah. Penutupan sekolah di Kampung Tana Merah Baru sudah dilakukan sejak Semester I tahun ajaran 2020/2021 dan berlanjut hingga Juli 2021.

Sama seperti banyak sekolah di Indonesia, kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) merupakan pengalaman pertama bagi siswa SMP YPK Tanah Merah Baru. Mau tidak mau, hal ini memaksa sekolah untuk mencari solusi kreatif, mengingat kondisi di Kampung Tanah Merah Baru yang terpencil dan tidak tersedia akses internet memadai dan merata. Kondisi yang sulit ini ditambah lagi dengan kondisi masyarakat yang latarbelakang pendidikannya dan status ekonomi yang masih relatif rendah.

Ada beberapa upaya yang dapat digolongkan sebagai Praktik baik yang dilakukan oleh SMP YPK Tanah Merah, yang dapat direplikasi daerah lain:

  • Penetapan Kurikulum BDR. Dengan mempertimbangkan kondisi di Kampung Tanah Merah Baru, sekolah memutuskan untuk melakukan relaksasi kegiatan belajar, dengan hanya memfokuskan pembelajaran pada kompentensi esensial yang sesuai kebutuhan siswa, dan terbatas pada bidang ajar tertentu (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Dengan mempertimbangkan performansi akademik siswa selama ini, sekolah memutuskan untuk mengembangkan kurikulum BDR yang bersifat remidial. Artinya, kompetensi yang disasar adalah kompentesi yang selama ini belum dapat dicapai dengan baik oleh siswa.
  • Penetapan Model Penyampaian Materi Belajar BDR. Dengan memperhatikan daya dukung yang tersedia, serta jarak tempat tinggal siswa yang relatif tidak terlalu jauh, sekolah memutuskan untuk membagi materi pembelajaran secara door to door.
  • Pengembangan Material BDR. Merujuk pada kurikulum esensial yang digunakan, guru menyusun materi remidial yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran diawali dengan melakukan asesmen kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa secara umum. Berdasarkan asesmen tersebut, guru menyusun materi pembelajaran dengan memperhatikan bagian-bagian yang belum dikuasai siswa dengan baik.
  • Pelaksanaan BDR. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, pelaksanaan BDR berjalan dengan baik walaupun saran pendukung belajar siswa cukup terbatas. BDR yang berjalan dengan baik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Siswa termotivasi dan lebih aktif dalam belajar karena materi belajar masih dalam rentang penguasaan mereka (tidak terlalu rumit). Beberapa kemampuan prasarat yang belum dikuasi Siswa, menjadi bahan pendampingan guru atau fasilitator. (b) Pencapaian belajar anak lebih pada ketuntasan penguasaan (sedikit tapi tuntas), bukan mengejar ketuntasan materi (menyelesaikan seluruh materi pada kurikulum nasional/2013). Hal ini memberikan dampak pada kepercayaan diri yang tinggi pada anak karena menguasai meteri secara tuntas, walaupun prosesnya lebih lambat jika dibandingkan dengan target ketuntasan materi yang wajib diajarkan kepada mereka sesuai kurikulum 2013. (c) Kondisi BDR justru menumbuhkan kesadaran akan pendidikan dari orang tua. Banyak orang tua yang peduli dan secara aktif mendukung upaya anak untuk tetap belajar dari rumah. Walaupun masih ada sejumlah orang tua yang justru memanfaatkan tenaga anak untuk membantu pekerjaan di rumah dan kebun selama anak tidak belajar secara langsung di Sekolah.
  • Evaluasi BDR. Evaluasi BDR lebih menekankan pada evaluasi proses (diagnostik), memberi masukan bagi guru untuk mengetahui pada bagian mana saja siswa perlu mendapatkan pendampingan intensif. Pada akhir masa pembelajaran BDR, barulah dilakukan evaluasi sumatif.

 

Setiap hari guru dan fasilitator membagikan materi ajar kepada siswa, sekaligus melakukan pendampingan berdasarkan hasil asesmen sebelumnya. Pendampingan dilakukan secara terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Pendampingan kepada siswa
Pendampingan kepada siswa
Pendampingan kepada siswa 2
Pendampingan kepada siswa
Penyerahan materi BDR kepada orang tua
Penyerahan materi BDR kepada orang tua

Hasil yang dicapai dari model Pembelajaran BDR di SMP YPK Tanah Merah Baru antara lain:

  • Pemahaman (berdasarkan pengalaman) bahwa pembelajaran yang terlalu berorientasi pada ketuntasan materi ajar (target menyelesaikan materi dalam jangka waktu tertentu), ternyata berdampak negatif terhadap motivasi belajar anak dan kemampuan anak dalam menyerap pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran yang berorientasi pada ketuntatasan penguasaan atau kompetensi, memberikan dampak positif pada kepercayaan diri anak.
  • Kebijakan BDR mendorong guru dan faslitator untuk lebih kreatif dalam menyusun materi belajar yang lebih relevan dengan kemampuan/kebutuhan anak (inquiry based) dan konteks dimana anak hidup. Berdasarkan pengalaman BDR di Tanah Merah Baru ini, YNS juga berhasil mengembangkan materi pembelajaran numerasi yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan anak di tanah Papua.
  • Semakin banyak orang tua yang menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak. Kesulitan yang dialami orang tua memfasilitasi pendidikan anak di rumah, membuat upaya keras sekolah dalam mengupayakan proses belajar tetap berjalan pada masa pandemi, berbuah apresiasi yang sangat tinggi dari orang tua siswa.