Penulis: Rostina Toba – Fasilitator Yalimo
Di pinggir Kota Elelim, berdiri sebuah sekolah sederhana bernama SD YPPGI Elelim. Di depannya mengalir deras Kali Habiek, seolah menjadi saksi keteguhan seorang guru bernama Ibu Afina Yare. Ia mengajar tiga kelas sekaligus: kelas I, II, dan III di sekolah yang hanya memiliki tiga ruang belajar dan belum memiliki buku pelajaran maupun buku cerita. Namun, di tengah segala keterbatasan itu, semangat belajar Ibu Afina justru mengalir lebih deras daripada air Kali Habiek di hadapan sekolahnya.
Ketika fasilitator datang untuk mendampingi, Ibu Afina sendiri yang meminta untuk diajarkan lagu “Musang Mia”, lagu sederhana yang menjadi bagian dari materi literasi awal. Ia mencatat setiap lirik dan gerakan, lalu meminta fasilitator menjelaskan setiap langkah pengajaran agar bisa diterapkan kepada murid-muridnya. Ia juga berinisiatif menyusun modul ajar/RPP Literasi, sesuatu yang baru pertama kali digunakan di sekolah itu. Meski belum terbiasa, ia belajar dengan tekun, merevisi setiap bagian bersama fasilitator, dan menyiapkan alat peraga sederhana: poster huruf, pesan pagi, hingga tongkat kayu untuk menunjang pembelajaran.



Hari pendampingan menjadi momen yang tidak terlupakan. Ibu Afina membuka kelas dengan membaca pesan pagi bersama anak-anak, lalu memimpin mereka menyanyikan “Musang Mia”. Ia menunjuk anak tertinggi untuk berperan sebagai mama Musang Mia dan anak yang paling kecil sebagai Musang Mia kecil. Tawa anak-anak memenuhi ruangan, bukan sekadar karena mereka belajar huruf “M”, tetapi karena mereka merasakan kehadiran seorang guru yang belajar bersama mereka, bukan hanya mengajar mereka.


Di balik senyum dan kesederhanaannya, Ibu Afina menunjukkan satu hal penting: literasi bukan hanya soal bisa membaca dan menulis, tetapi tentang kemauan untuk terus belajar dan memperbaiki diri.Kini, berkat dedikasi dan ketekunan Ibu Afina, ruang kelas di SD YPPGI Elelim mulai hidup, setiap huruf di poster, setiap lagu, dan setiap alat peraga menjadi jembatan menuju masa depan anak-anak Yalimo.



