Merancang dan melaksanakan program-program peningkatan kompetensi (termasuk vokasi) bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, pekerja industri, anggota parlemen, aparat pemerintah daerah dan aparat desa.
Mengelola program-program pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat yang didanai oleh pemerintah, lembaga donor, perusahaan/koorporasi (program CSR).
Memberikan masukan, pendapat dan usulan dalam upaya menemukan pilihan solusi dalam mengatasi persoalan-persoalan di bidang pendidikan umum dan vokasi, serta pemberdayaan masyarakat.
Merancang dan melaksanakan berbagai jenis penelitian, assesmen dan evaluasi terkait isu pendidikan dan pelatihan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah.
Melatih guru mengajarkan 9 komponen literasi, yakni: kesadaran cetak, fonologi, pengetahuan abjad, fonik, kosakata, pemahaman, berbicara, tata bahasa, dan menulis. Pendekatan ini untuk meningkatkan 4 keterampilan dasar, yaitu: dengar, baca, ucap, dan tulis. Melatih guru mengajarkan numerasi yang kontekstual, menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Melatih guru agar dapat memfasilitasi pembelajaran sains dengan memanfaatkan berbagai bahan pembelajaran berupa pengetahuan dan proyek sains yang tersedia di berbagai website dan dapat diakses secara bebas.
Melatih guru dalam mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan online. Pelatihan ini menggunakan sistem pengelolaan pembelajaran yang didesain secara khusus dengan mengacu pada online instructional design. Pembelajaran dan pelatihan pada bagian online dirancang sebagai pembelajaran personal yang dapat disesuaikan dengan kapasitas belajar individu.
Melatih guru dan orang tua untuk dapat menerapkan pendidikan karakter/disiplin positif. Pelatihan ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Mengubah mindset guru dan orang tua tentang anak, 2. Memampukan guru dan orang tua untuk melakukan klarifikasi moral, 3. Memampukan guru dan orang tua dalam menerapkan 4 tahap membangun karakter baik pada anak. Program ini dirancang untuk semua jenjang pendidikan.
Melatih guru untuk dapat menerapkan pembelajaran 4T (Telaah-Teliti-Tata-Tutur) merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang bertujuan untuk menstimulasi keterampilan belajar, mengoptimalkan kapasitas siswa dan mengembangkan cara berpikir saintifik.
Melatih guru untuk dapat merancang dan menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan tepat, dengan memanfaatkan lingkungan sosial maupun alam dimana siswa beraktifitas. Pembelajaran ini bertujuan mengembangkan life/soft skills dan memupuk kreatifitas dan kemampuan berinovasi siswa secara individu
maupun berkelompok. Program ini dirancang untuk semua jenjang pendidikan, termasuk pendidikan vokasi.
CCB ada sebuah sistem pembelajaran untuk berbagai jenjang (PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA , SMK dan Perguruan Tinggi. CCB yang dikembangkan oleh YNS menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang dikembangkan Kemdikbudristek.
CCB merupakan pembelajaran yang bersifat holistik-integratif yang mengintegrasikan pembelajaran/pelatihan untuk penguasaan:
Selain integrasi terhadap aspek karakter, keterampilan dan pengetahuan, pendekatan pembelajaran ini juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis proyek, klasikal dengan menerapkan alur Telaah, Teliti, Tata dan Tutur (4T).
Agar dapat menerapkan pendekatan ini, YNS akan melatih dan melakukan supervisi kepada kepala sekolah dan guru. Dalam implementasinya, YNS akan melibatkan fasilitator untuk melaksanaakan proses supervisi terhadap berbagai kegiatan di sekolah yang akan menerapkan pendekatan pembelajaran CCB ini.
Program Intervensi Sekolah adalah program yang mengintegrasikan satu, dua, atau tiga produk unggulan YNS pada satu sekolah.
Misalnya:
Program Intervensi sekolah ini di desain setelah terlebih dahulu melakukan asesmen awal untuk melihat masalah-masalah yang dihadapi sekolah, kelemahan atau kekurangan dalam hal kompetensi guru, dll.
Program Rumpin atau sering juga disebut Rumah Belajar Masyarakat adalah program peningkatan keterampilan masyarakat yang tinggal di desa atau di wilayah-wilayah terpencil, melalui berbagai kegiatan yang bersifat non formal, yang mencakup literasi, numerasi, membuat kerajinan tangan, dll. Di Rumpin, peserta dilatih untuk mengejar ketertinggalan di sekolah dan didorong untuk secara kreatif menemukan inovasi-inovasi baru terutama untuk mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi.
Alamat & Kontak